Tentang kehidupan, Tuhan telah mengajarkan banyak hal. Jika kuhitung tak mampu lah saya menghitung berapa banyak yang diajarkan, berapa banyak nikmat yang diberikan-Nya. Puji syukur atas kehadirat-Nya.
Tergabung dalam tim kelas inspirasi Blitar merupakan salah satu anugerah bagi saya. Terhitung baru karena di awal saat tim berkoordinasi,saya masih bergelut dengan sidang akhir dan revisi menjelang kelulusan September 2014 di ITS. Alhamdulillah ada kesempatan bersama relawan untuk saling berbagi dengan adik-adik.
Selanjutnya melewati masa survey sekolah di Blitar. Survey perdana 17 September 2014 ke kawasan Ngadipuro kecamatan Wonotirto kabupaten Blitar. Perjalanan yang cukup panjang, jalan yang menantang naik turun bukit dengan kondisi jalan rusak sisa peninggalan penambangan pasir besi. Jalan bebatuan khas marmer. Sesampai di SD Ngadipuro 04 sudah tutup. Alhasil bonus perjalanan dan pengalaman.
Setelah sepekan fokus persiapan wisuda di Surabaya, saya mendapat kabar ditempatkan di SD Ngadirenggo 03 sebagai fasilitator. Belum tahu letak geografis SD, maka pada tanggal 27 september 2014 kita melakukan survey bareng kak Prita, kak Leli, Iqbal, dan om Arif. SD Ngadirenggo 03 terletak di kecamatan Wlingi kabupaten Blitar . Dengan perjalanan yang juga menantang, dominasi jalan rusak, berbatu dan berdebu. SD tersebut dapat dicapai dengan dua jalur. Kita berangkat dan pulang melalui jalur yang melewati daerah Genjong. Alhamdulillah sampai dengan selamat.
Sesampai di sekolahan, kami rombongan relawan yang survey sedikit dikagetkan ternyata para guru belum mengetahui bahwa Senin besok tanggal 29 september 2014 ada kelas inspirasi. Jadi singkatnya ketika pihak sekolah diundang untuk briefing dan lainnnya belum terkoneksi dengan baik. Alhasil kami diminta surat legal formal acara. Setelah dijelaskan oleh jubir kami akhirnya pihak sekolah memahami dan akan membantu persiapan pengkondisian sekolah, serta akan berkomunikasi lagi dengan kepala sekolah yang mau purna tugas di SD ini.
Kondisi singkat tentang sekolahan, sekolah terdiri dari 6 kelas dengan kelas satu tanpa siswa. Satu ruangan untuk kelas TK. Satu ruangan untuk guru, taman kecil di depan sekolah, dan lapangan di samping pojok ada tempat parkir kecil dan ada sebuah tiang bendera yang entah berapa lama tidak digunakan upacara bendera. Seperti penjelasan salah satu pak guru mengatakan bahwa sudah lama siswa tidak upacara bendera, saat kami mengusulkan pembukaan acara dengan upacara bendera. Murid terdiri dari 24 siswa SD dan 10 siswa TK.
Setelah kami silaturrahim dan ramah tamah selesai, kami berpamitan pulang. Alhamdulillah dengan cukup lega komunikasi dengan pihak sekolah mulai tercerahkan.
Tiba masa kelas inspirasi Blitar di SD Ngadirenggo 03 pada tanggal 29 september 2014. Tiga fasilitator dan satu fotografer merangkap videografer tiba duluan di lokasi. Sedangkan saya dan kak Dinar beliau pengajar seni datang agak terlambat. Ceritanya kami tersesat lewat jalur sebelah, bukan melewati jalur Genjong. Memang saya akui track satu ini lebih sulit dari yang saat kami lewati di waktu survey kemarin. Pemicunya saya lupa ingat jalannya, maklum masih sekali ke sana dan belum pernah ke sana selain pas survey. Track satu ini penuh ujian, jalanan terjal bebatuan, sekeliling hutan kebun kopi dan sebelah jurang. Sepi tidak ada perumahan, orang yang mau ditanyain pun tidak ada. Kebun sepi, kami sempat bingung mau ke jalan putar balik. Sempat motor terbanting, alhamdulillah tidak ada yang luka. Tiba-tiba ada suara motor, kami senang ternyata ada orang lewat. Terus kami tanya alamat dan jalur ke sekolah. Kata beliau jalan kami benar, hampir sampai. Akhirnya sampai di sekolahan. Adik-adik sudah apel pagi sama kakak-kakak. Bagaimana lagi kejadian ini di luar dugaan, meski sangat menyesal tidak ikut apel.
Setelah apel pagi, ada dua sesi. Sesi pertama rombongan dari polres mencoba menginspirasi adik-adik dengan berbagai teknik termasuk simulasi polisi dalam peragaan perlengkapan menghadapi demonstrasi dan berkeliling dengan motor dan mobil polisi. Yah saya melihat adik-adik dan orang tua mereka beserta guru dan pengajar sangat antusias. Senang rasanya dan bersyukur. Penampilan rombongan polisi begitu atraktif dan polisi juga ramah dengan adik-adik. Sesi kedua saatnya kak Dinar memperkenalkan seni kepada adik-adik. Kak Dinar berasal dari Malang dan bekerja di purwacaraka sebagai pengajar musik. Beliau juga menjelaskan tentang prestasi muridnya yang berhasil menjuarai kontes nasional kemudian lomba ke Cina dan membawa Indonesia sebagai juara. Kelas semakin seru dan diselingi dengan ice breaking dan game dari kakak fasilitator.
Sesi selanjutnya menuliskan mimpi di papan galaksi dan ditutup dengan menuliskan mimpi yang ditanam di halaman sekolah. Cukup diakui rombongan polisi cukup memukau, ya kita sama-sama tidak tahu yang sebenarnya. Kenyataan saat itu profesi atau cita-cita polisi sangat digemari, disusul profesi dokter dan guru.
Saat menanam cita-cita saat yang mengharukan. Banyak do'a dan harapan yang tersemat dan dipanjatkan. Bermimpilah dan bercita-cita lah selagi tidak ada larangan dan tanpa membayar. Setidaknya cita akan menginspirasi dan memberikan dorongan positif untuk berkarya dan bermanfaat. Anak muda harapan bangsa. Kalau tidak kepada engkau, lalu generasi yang mana lagi.
Sehari berbagi, selamanya menginspirasi. Salam inspirasi
@ Udanawu, Blitar
We_win
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar