Jumat, 03 Januari 2014

Profil Raja Arab " Faishal bin Abdul Aziz" yang memukul telak AS

Faisal bin 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman as-Saud dikenal dengan sebutan Malik Faisal (Raja Faisal). Faisal lahir di Riyadh pada tahun 1906 dan merupakan anak keempat Raja 'Abdul 'Aziz bin 'Abdurrahman as-Saud, Raja pertama dari kalangan Bani Suud yang memproklamirkan berdirinya Negara Monarki Arab Saudi. Ia memiliki darah keturunan Bani Tamim dari pihak ayah maupun ibunya, dan ia pun juga adalah seorang keturunan Suku Quraisy, sedangkan kita tahu bahwa suku quraisy adalah suku dimana rasululloh dan para khalifah yg empat berasal.Dari pihak ayah , Raja Faishal adalah keturunan Muhammad bin Saud dan dari pihak ibu beliau adalah keturunan dari Syaikh Muhammad bin Abdul wahab, jadi dalam darah beliau mengalir darah umara dan ulama sekaligus.MasyaAllah benar-benar nashab yang luarbiasa. Sedangkan Muhammad bin Saud dan Syaikh Muhammad bin Abdulwahab adalah dua orang yg menjadi cikal bakal berdirinya dinasti Sau.

 

http://m.kaskus.co.id/thread/5274fa5a148b462656000003/quotfaishal-bin-abdul-azizquot-raja-arab-yang-membuat-industri-as-lumpuh-total/

Pidato Jihad beliau yg melegenda
 
Berikut adalah petikan pidato yang menggetarkan dunia Islam dari raja faisal:
“Saudara-saudaraku, apa yang kita tunggu? Apakah kita mau menunggu nurani dunia? Dimanakah nurani dunia itu?

Sesungguhnya Al-Quds yang mulia memanggil kalian dan meminta tolong kepada kalian, wahai saudara-saudara, agar kalian menolongnya dari musibah dan apa yang menimpanya. Apa yang membuat takut kita? Apakah kita takut mati? Dan adakah kematian yang mulia dan utama dari orang yang mati berjihad di jalan Allah.

Wahai saudaraku kaum muslimin, kami menginginkan kaum dan kebangkitan Islam, yang tidak dimuliakan oleh kesukuan, kebangsaan, dan juga partai. Tapi dakwah Islamiyah, seruan kepada jihad fii sabilillah, di jalan membela agama dan akidah kita, membela kesucian kita. Dan aku berharap kepada Allah, jika menetapkan aku mati, maka tetapkanlah aku syahid fi sabilillah.

Saudaraku

Maafkanlah aku, agar kalian tidak menuntutku. Karena sesungguhnya ketika aku berteriak, masjid mulia kita dihinakan dan dilecehkan, dipraktekkan di dalamnya kehinaan, kemaksiatan, dan penyimpangan moral.

Sesungguhnya aku berharap kepada Allah dengan ikhlas. Jika Ia tidak menetapkan kami untuk berjihad dan membebaskan tanah suci, maka janganlah biarkan aku hidup setelah ini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar