Segala puji hanya untuk Allah semata, Tuhan semesta alam. Tiada kalimat yang patut saya ucapkan selain ucapan syukur alhamdulillah. Allah telah menakdirkan keindahan dalam setiap proses kehidupan, meski di antara rasa duka Tuhan telah takdirkan indah dan untuk dilalui penuh hikmah dengan khusyu' keyakinan akan perjumpaan dengan-Nya. Baarakallah aamiin
Diary September akhir tahun 2014 hijrah saya dari Surabaya ke Blitar. Begitu banyak kenangan dan pengalaman yang menyertai. Suatu saat mungkin saya akan merindukan salah satunya ketika sudah menetap bermukim di salah satunya insyaallah. Terima kasih atas semua, insyaallah saya berusaha menjaga tempat tinggalku. Insyaallah saya tidak berhutang kepada kalian. Terima kasih sahabat, guru, ustadzah,
teman berbagi. Semoga limpahan rahmat dan berkah dari Allah senantiasa menyertai kita semua aamiin.
Kini saya harus menatap kehidupan baru di kota kelahiran dan ternyata saya belum memahami seluk beluk kota ini dengan baik. Alhamdulillah setelah perjalanan panjang bisa kembali ke rumah menemani mbok dan kembali menjadi putra daerah. Saat-saat pembuktian ini Tuhan, apakah saya akan lebih menjadi manusia bermanfaat T_T. Insyaallah aamiin
Kini saya bertemu saudara-saudara baru, adik-adik baru, dan habit baru di daerah baru, dst. Selain masih aktif di organisasi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) wilayah Jawa Timur, kini saya punya aktivitas baru yakni mengajar. Tidak jauh berbeda dengan aktivitas saat di Surabaya. Setelah diperkenalkan dengan senior SMA saya dengan sobat csr dinasti ps (perusahaan peternakan di Ponggok, Blitar), kami mengurusi adik-adik anak karyawan. Meski sekedar mengaji setiap sore dan belajar pekerjaan rumah. Aktivitas sudah berjalan menuju pekan ketiga. Alhamdulillah, semoga berkah aamiin.
Suatu sore hari saya mengajar sendiri, ibu guru yang lain berhalangan. Setelah mengaji dan shalat selesai, tinggal penilaian hasil gambar yang disertai riuh adik-adik. Kami berdiskusi dan sesi nasihat. Saat penilaian dimulai, ada anak yang nyeletuk "bu guru cantik ya".
Kemudian saya bertanya, cantik itu apa nak?
Ada yang menjawab: hidungnya mancung bu...
Ada lagi yang menimpali: seperti bu Zuli hidungnya juga mancung.
Sampingnya nambahin: kalau si Bunga "termini " bu..
Ada lagi yang menambahi...
Kalau tidak, ganti ibu ya yang bicara.
Sayang, ibu punya adik beliau kecil-kecil cabe rawit. Dan semangat mengejar cita dan prestasi. Jadi kita tidak diperkenankan menilai orang lain, hanya dilihat dari fisiknya saja.
Si Mawar bilang: Bu, si anu suka jahatin anak wedhok *wanita.
Si Elang menyahuti: nggak popo bu, koncoku kan lanang kabeh (temanku laki-laki semua). Sambil nyengir..
Kemudian saya bertanya, apakah ini ini ini ini laki-laki? Semua berteriak bukaaaan. Ramainya kayak paduan suara. Jadi? Kita harus baik kepada semua, apalagi si Elang kalau jadi pesepak bola yang baik juga harus baik kepada semua orang. Apalagi sama wanita, menghormati ibu, ... saling memaafkan ya. Kemudian mereka saling salaman. Lanjut berdo'a pulang.
Suatu hari lagi, ada tawaran mengajar di smpit. Awalnya saya pikir-pikir beberapa pekan. Pasalnya saya kurang berpengalaman mengajar di sekolah formal, ikut sistem instansi terikat peraturan kerja, dll. Akhirnya saya coba beranikan diri mendaftar. Kemudian mengikuti serangkaian tes wawasan, tilawah al Qur'an, hingga memasuki micro teaching. Hmm, saya masuk kelas micro teaching untuk kelas 8 smpit Ibadurrahman. Di awal pembukaan kelas anak-anak malah senyum-senyum, batin adakah yang aneh pada diriku. Meski nervous ini pengalaman pertama, alhamdulillah niat belajar lumayan.
Akhirnya saya pada titik di mana tidak semua keinginanku harus dipenuhi, kadang kita harus bersusah payah menertibkan diri untuk mendidik diri agar lebih bertanggung jawab. Perjuangan memang butuh pengorbanan, kalau aku mau lebih bermanfaat harus pandai mengambil mana yang bisa diusahakan dengan sekuat tenaga. Meski saya sempat menghapus mimpi menjadi guru formal, jika itu takdir dan ladang terbaik siapa tahu itu pintu surga.
Dan di antara mereka berhasil memukulku, Mengajar adalah proses belajar yang sesungguhnya. Sukses bukan tujuan, tapi adalah sebuah perjalanan ke surga. Dan surga adalah rahmat Allah. Semoga Allah memberikan berkah dan rahmat aamiin.
Terima kasih saudara-saudara, keluarga Blitar. Baarakallah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar