Sabtu, 08 Maret 2014

Belajar

Mencari ilmu menjadi tugas untuk orang muslim dan muslimat. Tidak terbatas usia dan tempat. Selain ilmu pengetahuan, yang tidak boleh dilupakan adalah ilmu agama. Tidak ada dikotomi tentang disiplin ilmu itu, yang ada adalah ilmu pengetahuan terapan menjadi salah satu pilar penyangga ilmu Allah. Alhamdulillah majelis ta'lim, ma'had, taman pendidikan al-Qur'an, madrasah dan seterusnya menjadi pengokoh cendekiawan muslim dan memuliakan agama islam insyaAllah.

Menukil dari kitab ta'lim muta'alim, banyak pelajaran yang bisa didapat. Salah satunya penting dalam mempelajari etika atau adab belajar dan keutamaan belajar serta hakikat belajar. Tak henti-hentinya saya haturkan kapada asatidz dkk, syukran wa jakumullahu khair. Alhamdulillah Allah berikan kesempatan kepada kami untuk belajar. Sungguh rasanya terkadang jadi tertunduk malu dan tangis sulit dibendung meski ditahan-tahan (ini bukan adegan yang didramatisir) tatkala belajar al-hikam, ta'lim muta'alim, dan seterusnya bersama dengan para sahabatku. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Tak jauh-jauh, bahasannya tentang ilmu. saya buat perpoin:
  1. Ilmu yang tidak diamalkan akan menjadi hujjah (alasan/sebab) kita disiksa. Lantas hal ini tidak boleh membuat kita tidak mau menuntut atau mencari ilmu. Karena pada dasarnya ilmu itu menuntun, menuntun menuju jalan kebaikan. Tersebab menjadi disiksa tatkala ilmu tidak menjadi tuntunan dan sandaran dalam beramal karena Allah. Akan menjadi berbahaya lagi jika beramal tanpa memiliki ilmu, akan terjatuh pada kesia-siaan. Oleh karena itu menuntut ilmu sekuat tenaga sangat diajurkan lillah fillah.
  2. Meniatkan mencari ilmu: (1) Untuk mencari ridho Allah subhaanahu wa ta'ala, (2) Untuk persiapan ke negeri akhirat, (3) Untuk menghilangkan kebodohan, (4) Menghidupkan dan melanggengkan agama.
  3. Barangsiapa mencari ilmu karena akhirat (Allah), akan medapatkan keutamaan dan petunjuk dari Allah subhaanahu wa ta'ala. Dan jika sebaliknya  jika hanya karena dunia, maka akan mendapat kerugian.
  4. Ketika mencari ilmu hendaklah meminta petunjuk kepada Allah dengan kebaikan (ma'ruf), untuk mencegah kemungkaran, melestarikan yang haq, memuliakan agama. Bukan karena diri sendiri dan hawa nafsu.
  5. Menutut ilmu itu rekoso (jihad), dibutuhkan kesungguhan. Dan para pencari ilmu sangat dimuliakan.
  6. Dunia ini bisa saja menipu, maka mencari ilmu dan meluruskan niat karena Allah menjadi bagian yang sangat penting. Dunia memiliki 3 sifat: hina (haqirah), sedikit (qaliil), rusak (fana'/al-faaniyah). Dunia ini lebih sedikit dari sesuatu barang yang sedikit dan dan lebih hina dari sesuatu yang paling hina. Dunia dapat menjadi sebab menulikan dan membuatakan.
  7. Untuk menjaga diri maka tidak diperkenankan rakus (mengambil hak orang lain).
  8. Ahli ilmu memiliki sifat andap ashor / rendah hati (tawadhu'). Tawadhu' terletak antara somboh dan rendah diri. Tawadhu' juga disebut dengan 'ifah merupakan ciri-ciri orang yang bertaqwa. Allah akan mengangkat derajat orang yang tawadhu' menuju derajat kemuliaan. Meski di mata duniawi dianggap hina.
  9. 'Ujub (sombong) termasuk celaka.
Astgahfirullah, semoga Allah menunjuki jalan lurus-Nya kepada kita semua. Dan kita semua meniatkan mencari ilmu karena Allah dalam setiap keadaan dan kesempatan. Semoga keberkahan ilmu menjadi penuntun meniti menuju jalan iLLahi Rabb. Semoga mampu beriltizam-istiqomah, Barakallah aamiin yaa Rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar