Minggu, 15 September 2013

ASI atau Susu Sapi, Anak Ibu Sapi atau Bunda?

Akhir-akhir ini pasar Indonesia diramaikan dengan kenaikan harga susu formula (Sufor) berbahan dasar dari susu sapi. Ditengarai hampir bisa dipastikan sufor merupakan susu yang diimpor dari  luar negara, yang didominasi oleh negara-negara di Eropa. Sedang setelah ditelisik kenaikan harga susu formula dipengaruhi oleh pemelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini dipicu nilai impor jauh lebih tinggi dari ekspor Indonesia, sehingga nilai dolar AS semakin menguat dari Indonesia. Akibatnya kenaikan harga barang-barang impor seperti susu formula ini cukup mempengaruhi kesejahteraan para ibu dan balita yang bergantung dengan keberadaan susu formula impor tersebut. Sempat sebagian para ibu menjerit dan panik karena harga sufor semakin meroket. Sedang Indonesia bukan termasuk produsen sufor, melainkan masih sebatas konsumen.
            Sudah menjadi rahasia umum bahwasannya negara Indonesia menjadi tempat pemasaran produk impor yang ampuh termasuk sufor. Hal ini bisa kita lihat dengan peta demografi Indonesia, jumlah penduduk yang besar, dengan angka kelahiran yang tinggi, dan SDM tentang ASI yang belum menyeluruh sampai kepada kaum hawa (para ibu) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar global. Sehingga membuat para produsen sufor khususnya semakin kegirangan dan gencar mempromosikan dengan berbagai cara untuk menarik para konsumennya. Baik melalui zat-zat yang terkandung dan ditambahkan dalam sufor yang dikemas dengan iklan yang menggoda. Sehingga tanpa berpikir panjang para ibu merelakan anaknya meneguk susu sapi yang berlabel susu formula produk luar negeri. Pada dasarnya hal ini menjadikan semakin prihatin, baik untuk kondisi anak dan ibu Indonesia. Fenomena yang perlu digali dan dipecahkan permasalahannya.
            Sehingga muncul berbagai komunitas dan LSM pemerhati ibu dan anak. Kita semua mengetahui dan memahami bahwa anak adalah salah satu aset yang tidak ternilai hargannya. Di satu sisi di tangan mereka estafet akan dipergilirkan, kita pun tidak muda selamanya. Maka sudah sepantasnya kita memperhatikan kualitas anak kita. Kualitas pun tidak terlepas dari apa yang dimasukkan dalam tubuh si anak. Oleh karena itu untuk anak mana boleh coba-coba. Salah satunya yang perlu kita perhatikan asupan gizi di usia balita yang bisa dikatakan cukup rentan, terutama di usia dua tahun pertama si bayi. Dengan maraknya sufor dan sejenisnya hendaknya para ibu perlu waspada, pandai-pandai, dan bijak dalam memilih asupan yang tepat untuk anak-anaknya. Sebagai orang tua kita perlu memperhatikan pula kelebihan dan kekurangan jika mengkonsumsi sufor maupun ASI. Karena hal ini akan mempengaruhi perkembangan otak, badan, bisa jadi kejiwaan anak juga, dan seterusnya.
            Setidaknya ketika kita memahami manfaat ASI bagi kesehatan anak kita, maka kita tidak terlalu panik dengan kenaikan harga sufor impor. Kalau kita tilik dari kandungan dan manfaat sufor dan ASI, sudah sepantasnya  ASI bakal menduduki peringkat lebih tinggi yang baik untuk perkembangan anak. Susu formula di pasaranmasa kini dikatakan mengadung tambahan nutrisi asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun dalam kenyataanya bayi belum memiliki kemampuan mencerna semua zat gizi tersebut dikarenakan pada usia bayi produksi enzim belum sempurna. Sedangkan dalam ASI  sudah disiapkan enzim lipase yang dapat membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak terdapat pada susu formula maupun susu hewan. Oleh karena itu sangat wajar pertumbuhan bayi dengan ASI eksklusif jauh lebih bagus dan tidak sedikit bayi diare akibat mengkonsumsi susu formula dan sejenisnya.
            Ditambah lagi ASI mengandung lemak yang dapat dicerna oleh tubuh bayi secara maksimal daripada lemak yang ada pada susu formula, efek dari kurang sempurna pencernaan dapat dilihat pada tinja bayi susu formula lebih banyak mengandung makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh bayi. ASI juga mengandung asam lemak esensial yang tidak dapat dijumpai di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial pada ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah.dalam ASI juga mengandung vitamin C sehingga bayi meminum ASI tidak perlu mendapat suplemen vitamin C.
            Tubuh manusia membutuhkan zat besi salah satunya agar tidak mudah terserang anemia. Ketika bayi dilahirkan mempunyai persediaan zat besi yang cukup. Namun itu kembali pada kondisi sang ibu, apakah ketika hamil sang ibu mempunyai persediaan zat besi yang cukup atau tidak. Diperkirakan semua jenis susu mengandung sedikit zat besi sekitar 100 mL atau 0,5-0,7 mg/i. Perbedaannya zat besi yang terkandung dalam ASI dapat dicerna maksimal 50% oleh bayi, sedangkan pada susu hewan yang dapat dicerna hanya berkisar 10%.
            Bayi sangat rentan terhadap penyakit pada tahun pertamanya sehinnga memerlukan perlindungan ekstra dari Bunda. ASI mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung antibodi terhadap berbagai infeksi. Kurangnya informasi terkait ASI menjadi kendala yang cukup besar bagi seorang ibu. Sedang informasi susu formula jauh lebih banyak dan lebih meyakinkan dibandingkan ASI di depan kita sehingga para ibu banyak yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal  ASI adalah satu-satunya makanan terbaik bayi di awal kehidupannya. Sehingga bunda perlu mencari informasi yang tepat dan seimbang mengenai susu formula dan ASI.
            Disarankan pula mengikuti program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang nantinya akan membantu dalam keberlngsungan ASI Ekslusif dan lama menyusui. ASI ekslusif baik diberikan sejak lahir sampai usia 4-6bulan. Setelah itu bisa diberi makanan padat pendamping yang sesuai dan tetap diberi ASI sampai usia dua tahun atau lebih (Innocenti Declaration, 1990).
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan  anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Al-Baqarah:233)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar