Sudah menjadi rahasia
umum bahwasannya negara Indonesia menjadi tempat pemasaran produk impor yang
ampuh termasuk sufor. Hal ini bisa kita lihat dengan peta demografi Indonesia,
jumlah penduduk yang besar, dengan angka kelahiran yang tinggi, dan SDM tentang
ASI yang belum menyeluruh sampai kepada kaum hawa (para ibu) yang menjadi daya
tarik tersendiri bagi pasar global. Sehingga membuat para produsen sufor
khususnya semakin kegirangan dan gencar mempromosikan dengan berbagai cara
untuk menarik para konsumennya. Baik melalui zat-zat yang terkandung dan
ditambahkan dalam sufor yang dikemas dengan iklan yang menggoda. Sehingga tanpa
berpikir panjang para ibu merelakan anaknya meneguk susu sapi yang berlabel
susu formula produk luar negeri. Pada dasarnya hal ini menjadikan semakin
prihatin, baik untuk kondisi anak dan ibu Indonesia. Fenomena yang perlu digali
dan dipecahkan permasalahannya.
Sehingga muncul
berbagai komunitas dan LSM pemerhati ibu dan anak. Kita semua mengetahui dan
memahami bahwa anak adalah salah satu aset yang tidak ternilai hargannya. Di
satu sisi di tangan mereka estafet akan dipergilirkan, kita pun tidak muda
selamanya. Maka sudah sepantasnya kita memperhatikan kualitas anak kita.
Kualitas pun tidak terlepas dari apa yang dimasukkan dalam tubuh si anak. Oleh
karena itu untuk anak mana boleh coba-coba. Salah satunya yang perlu kita
perhatikan asupan gizi di usia balita yang bisa dikatakan cukup rentan,
terutama di usia dua tahun pertama si bayi. Dengan maraknya sufor dan
sejenisnya hendaknya para ibu perlu waspada, pandai-pandai, dan bijak dalam
memilih asupan yang tepat untuk anak-anaknya. Sebagai orang tua kita perlu
memperhatikan pula kelebihan dan kekurangan jika mengkonsumsi sufor maupun ASI.
Karena hal ini akan mempengaruhi perkembangan otak, badan, bisa jadi kejiwaan
anak juga, dan seterusnya.
Setidaknya ketika
kita memahami manfaat ASI bagi kesehatan anak kita, maka kita tidak terlalu
panik dengan kenaikan harga sufor impor. Kalau kita tilik dari kandungan dan
manfaat sufor dan ASI, sudah sepantasnya
ASI bakal menduduki peringkat lebih tinggi yang baik untuk perkembangan
anak. Susu formula di pasaranmasa kini dikatakan mengadung tambahan nutrisi
asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun
dalam kenyataanya bayi belum memiliki kemampuan mencerna semua zat gizi
tersebut dikarenakan pada usia bayi produksi enzim belum sempurna. Sedangkan
dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase
yang dapat membantu mencerna lemak. Enzim ini tidak terdapat pada susu formula
maupun susu hewan. Oleh karena itu sangat wajar pertumbuhan bayi dengan ASI
eksklusif jauh lebih bagus dan tidak sedikit bayi diare akibat mengkonsumsi
susu formula dan sejenisnya.
Ditambah lagi ASI mengandung
lemak yang dapat dicerna oleh tubuh bayi secara maksimal daripada lemak yang
ada pada susu formula, efek dari kurang sempurna pencernaan dapat dilihat pada
tinja bayi susu formula lebih banyak mengandung makanan yang tidak dapat
dicerna oleh tubuh bayi. ASI juga mengandung asam lemak esensial yang tidak
dapat dijumpai di dalam susu sapi atau susu formula. Asam lemak esensial pada
ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh
darah.dalam ASI juga mengandung vitamin C sehingga bayi meminum ASI tidak perlu
mendapat suplemen vitamin C.
Tubuh manusia
membutuhkan zat besi salah satunya agar tidak mudah terserang anemia. Ketika
bayi dilahirkan mempunyai persediaan zat besi yang cukup. Namun itu kembali
pada kondisi sang ibu, apakah ketika hamil sang ibu mempunyai persediaan zat
besi yang cukup atau tidak. Diperkirakan semua jenis susu mengandung sedikit
zat besi sekitar 100 mL atau 0,5-0,7 mg/i. Perbedaannya zat besi yang
terkandung dalam ASI dapat dicerna maksimal 50% oleh bayi, sedangkan pada susu
hewan yang dapat dicerna hanya berkisar 10%.
Bayi sangat rentan
terhadap penyakit pada tahun pertamanya sehinnga memerlukan perlindungan ekstra
dari Bunda. ASI mengandung sel-sel darah putih dan sejumlah faktor
anti-infektif yang membantu melindungi bayi dari infeksi. ASI juga mengandung
antibodi terhadap berbagai infeksi. Kurangnya informasi terkait ASI menjadi
kendala yang cukup besar bagi seorang ibu. Sedang informasi susu formula jauh
lebih banyak dan lebih meyakinkan dibandingkan ASI di depan kita sehingga para
ibu banyak yang tidak memberikan ASI kepada bayinya. Padahal ASI adalah satu-satunya makanan terbaik bayi
di awal kehidupannya. Sehingga bunda perlu mencari informasi yang tepat dan
seimbang mengenai susu formula dan ASI.
Disarankan pula
mengikuti program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang nantinya akan membantu
dalam keberlngsungan ASI Ekslusif dan lama menyusui. ASI ekslusif baik diberikan
sejak lahir sampai usia 4-6bulan. Setelah itu bisa diberi makanan padat
pendamping yang sesuai dan tetap diberi ASI sampai usia dua tahun atau lebih
(Innocenti Declaration, 1990).
“Dan ibu-ibu
hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin
menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian
mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti
itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin menyusukan anakmu kepada
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang
patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.“ (QS. Al-Baqarah:233)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar