Jawab Anak Adam, “Ya Tuhanku,
bagaimana mungkin aku harus menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta
Alam?”
Allah berfirman, “Apakah engkau tidak tahu bahwa hamba-Ku si fulan sakit,
seangkan engkau tidak menjenguknya? Apakah engkau tidak tahu, seandainya engkau
kunjungi dia, maka engkau akan dapati Aku di sisinya?”
“Hai Anak Adam, Aku meminta makan
kepadamu, tetapi kenapa engkau tidak memberi-Ku makan?”
Jawab Anak Adam, “Ya Tuhanku,
bagaimana mungkin aku memberi makan kepada-Mu, sedangkan Engkau Tuhan Semesta
Alam?”
Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya,
“Apakah engkau tidak tahu hamba-Ku si fulan minta makan kepadamu, sedangkan
engkau tidak memberinya makan? Apakah engkau tidak tahu seandainya engkau
memberinya makan, engkau akan mendaparkannya di sisi-Ku?”
“Hai Anak Adam, Aku meminta minum
kepadamu, tetapi kenapa engkau tidak memberi-Ku minum?”
Jawab Anak Adam, “Bagaimana mungkin
aku melakukan, padahal Engkau Tuhan Semesta Alam?”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku si fulan minta minum
kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya minum. Ketahuilah seandainya engkau
memberinya minum, maka sudah pasti engkau mendapatkannya di sisi-Ku.” (H.r. Muslim)
Sungguh
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya, dari hadist qudsi di atas alangkah
besar hikmah yang dapat kita pelajari. Mengutip dari pendapat ustadz Mohammad
Fauzil Adhim, “Dari Al-Qur’an dan al-hadist kita belajar, tidak ada iman tanpa
amal shalih, dan tidak ada nilainya amal yang kita keluarkan jika tidak
dilandasi iman yang lurus. Orang yang mengaku beriman dengan hatinya dan
menyertai degan shalat dan do’a-do’a yang panjang, tetapi tak ada amal shalih
sedikit pun yang dikerjakan, maka ia termasuk orang-orang yang mendustakan
agama.” Sedangkan kata Rasulullah, ”Kelak di hari akhirat, ketika penduduk
neraka ditanya penghuni neraka ditanya penduduk surga mengapa mereka masuk
neraka, mereka menjawab, ‘Dahulu kami
tidak melakukan shalat dan tidak memberi makan orang miskin’ (Q.s. al-mudatsir: 43-44) Astaghfirullah..
Sesungguhnya dalam harta kita
terdapat hak orang lain, di dalam hak kita bersanding dengan hak orang lain, terlebih
bagi yang kurang mampu dari kita. Allah telah memerintahkan kepada hamba-Nya
untuk menafkahkan sebagian hartanya dalam surah Al-Hadiid: 7,“Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Lalu,
bagaimana maksud dari perintah Allah kepada manusia untuk menafkan sebagian
hartanya. Menurut Sayyid Sabiq, salah seorang ulama mutakhir yang terkenal
dengan fiqhus-sunah menjelaskan dengan menukil ayat Al-Qur’an, Dan orang-orang yang pada hartanya ada hak
yang tersurat, bagi yang meminta pertolongan dan bagi yang melarat (yang tidak
mau meminta-minta). (QS. Al-Ma’arij;
24-25)
Kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan dari hadist, “Sesungguhnya Allah mewajibkan atas
orang-orang kaya Muslim untuk mengeluarkan harta mereka seukuran yang dapat
memberikan keleluasaan hidup bagi orang-orang miskin. Tidak mengalami
kesengsaraan orang-orang miskin, bila mereka lapar atau telanjang, kecuali
karena perbuatan orang-orang kaya juga. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
akan meminta pertanggungjawaban orang-orang kaya itu dengan pengadilan yang
berat dan akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih.” (H.r. Ath-Thabrani)
Maka dari itu, alangkah luar
biasanya islam ini. Kita diajarkan saling membantu antar saudara. Menutupi yang
kurang, berbagi dengan yang membutuhkan, saling melengkapi antara yang satu
dengan lainnya. Pada hakikatnya ketika kita memberi sedekah, sesungguhnya yang
kita lakukan adalah mengeluarkan hak orang miskin dari harta kita. Semoga Allah
senantiasa melimpahkan berjah dan rahma-Nya kepada kita semua aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar