Kala Tabir Membuka Dengan Malu-Malu
Masih di pojok sana menemani kesendirian. Tiba-tiba beberapa waktu akhir ini nampak murung si Canda, tidak seperti biasanya. Nampak tak berkawan untuk berbagi cerita. Dalam batin terbersit, mungkin saking banyaknya cerita. Sehingga bingung harus mulai dari mana, dari apa, kepada siapa. Karena terlihat semua kawan bak sibuknya bukan main, mana sempat mereka bertanya meski hanya sekedar "Gimana kabar Canda hari ini?" boro-boro menawarkan "Apa yang bisa saya bantu, Canda?"
Ah, itu mah mungkin cuma jadi angan-angan si Canda saja. Tiba-tiba teringat waktu pertemuan dengan Perusahaan Listrik Negara kemarin, ada kawan yang menyeletuk tidak tahu pasti itu sadar atau cuma guyonan. Dengan bangga dia bilang, "kalau mengurusi kontroling kebijakan publik kayak gini, tugasnya Mahasiswa. Bukan lagi tugas saya..."
Seketika plak, tertampar perih. Tidak mau perpanjang lebar, akhirnya ditutup "Ya sudah kammi paham kalau itu prinsip Anda, Monggo ". Sebelum pembahasan pra-penaikan TDL oleh PLN dan membahas efisiensinya dan seterusnya. Acara sudah selesai. Tapi pikiran itu masih berkelebat, hingga suatu hari terakumulasi. Meletuslah perang dunia ketiga, dooorr...
Ketika jama'ah(kumpulan) para egoisme berkumpul dan bersatu ini bisa mengancam kedaulatan ini. Harus siap-siap strategi ni. Dan sampai detik ini si Canda masih bertanya-tanya, "Tuhan apa hendak maksud yang Engkau mau sampaikan kepadaku dengan keberadaanku di samping mereka?" Tidak jarang si Canda meneteskan peluh, tapi dia memang pandai menjaga rahasia dan menyimpan apa yang dirasakan. Sehingga semua nampak baik-baik saja.
Mungkin ada sejuta hikmah yang bisa dipetiknya untuk melatih lebih dewasa dan bijaksana. Mungkin ada sejuta makna dengan kepekaan perasaanya. Mungkin itu karunia karena Allah telah memilihnya. Mungkin semua itu alasan kenapa harus menambah kesyukurannya. Begitu banyak kemungkinan yang tersimpan. Dan ujungnya adalah diperintahkan untuk berkhusnudzon kepada Rabb-Nya. Ya manusia memang tidak berhak mengadili orang lain. Dalam batin terdalam sambil berdoa, "Aku berlindung kepada Allah dari egoisme terkutuk".
Semoga tidak malu-malu lagi tampak di kawah candradimuka, semoga senantiasa mengoptimalkan peran dan aksi-aksinya, semoga semakin bergeliat usahanya. Allah bersama orang sabar. Berikan amalan terbaikmu untuk-Nya dan karena-Nya ya nak ^_^. Semoga Tuhan memberkahi aamiin Yaa Rabb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar