Mencoba membuka kembali memori,
Mencoba menuliskan kembali apa-apa yang telah dialami,
Inilah coretan hati atau catatan kaki,
Dan aku masih di sini,
Menatap lalu lalang jalanan,
Dengan guratan yang tak pasti,
Sedikit pilu, sedikit sendu, sedikit murka, sedikit kesal membayangi,
Tak lama beranjak sadar, itu pun kira-kira belum sadar 100% full. Ada sekelebat seorang laki-laki nampak sudah berumur, memakai kaos oblong, perangainya kocak. sebut bang Jo, bang Jojon maksudnya. Kulihat ada yang unik dari beliau, saya lihat nampak agak samar. Saya langsung tersedak ketika beliau menghampiri penjual tahu tek di jalann Arif Rahman Hakim. Subhanallah tangan dan kakinya, dia memang diciptakan dalam kurang sempurna. Nampak seperti ada kelainan, kaki dan tangannya terbalik. Nampak ia berjalan dengan agak kesusahan. Tapi dia mampu berjuang di tengah hiruk pikuk kota ini tanpa ketakutan, bergaul dengan biasa dan orang-orang bisa menerimanya dengan baik.
Beranjak sedikit, jadi teringat pagi-paginya mengirim ke wall teman. Tentang keterbatasan, langsung bergelayut kisah Helen Keller. Kalau engkau masih menghkhawatirkan sandal yang mau kamu pakai, sedangkan orang di luar sana malah tidak punya kaki. Astaghfirullah, fabiayyi aalaa irobbikuma tukadzibaan. Nikmat mana yang hendak bisa kamu dustakan??!!!!
Saya jadi teringat masa kecil saya, orang tua saya bercerita gimana kronologi kelahiran saya. Maka selain pujian kepada Allah tidk ada yang lain, Alhamdulillah Wiwin sehat wal afiyat tak kurang satu pun. Mereka dengan sabar merawat saya, hingga saya dapat berjalan normal, ke sana-kemari, bisa dengan cepat datang ketika dipanggil dimintai bantuan, dan ini mengingatkan harus membantu orang lain semampunya dan sebaik-baiknya. Alhamdulillah Yaa Rabb, mihrab pun seolah-olah runtuh semalaman...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar