Kita semua istimewa, tiada yang sama
Punya bakat yang berbeda
Itulah uniknya Tuhan menciptakan kita
Namun dengan sangat menyesal kita sering membuat standar sama, yakni menyamakan dan menyeragamkan mereka. Itu kenapa hal itu begitu menyiksa seseorang berbeda karakter dengan standar yang kita buat. Jika standar keutamaan akhlak dan ibadah sudah paten sesuai al-Qur'an dan Hadist, kita semua bisa terima tanpa bisa membantahnya. Maka kami dengar dan kami taat.
Yang perlu kita ingat bersama adalah bakat dan kepribadian seseorang juga merupakan anugrah, karunia tak terhingga dari Yang Maha Kuasa. Dan Tuhan menciptakan kita bukan sia-sia. Pribadi yang baik senantiasa menghiasi diri dengan keutamaan ilmu dan menautkan hati kepada Allah, dengan seizin Allah menjadi pribadi yang terang dan menerangi dengan cahaya ilmu, iman, serta akhlaknya. Keutamaan ilmu dan adab mencari ilmu disarikan dalam kitab ta'lim muta'alim.
Manusia diciptakan Allah begitu unik, terkadang serahim pun sesama saudara memiliki beda karakter, keahlian, dan kecenderungan. Alangkah bijaknya jika karena ketidak tahuan kita terhadap sesuatu hal tidak menjadi sebab rusaknya seseorang, impian, cita-cita, bakat alamiahnya. Sesungguhnya Allah lah yang memberi hidayah dan rahmat, bukan kita yang menentukan dengan paksaan. Kita hanya perlu saling berpesan kebaikan dan saling mendo'akan.
Tak jarang kebiasan mengadili dan memberi "label" orang terjadi, padahal tak sepatutnya kata tidak baik meluncur begitu saja. Apalagi kalau label diamini sehingga membingkai "block" seseorang menjadi seperti yang dilabelkan. Sungguh hal itu mengurangi kebijaksanaan kita. Kita ini siapa berani-beraninya mengadili orang, kita bukan Tuhan. Inil-hukmu illa lillah, peradilan tertinggi hanya milik Allah.
Mari belajar keberagaman dan menghormati perbedaan dalam bingkaian syariat islam.
Menunaikan hak dan belajar melakukan kewajiban kita kepada Allah dan saudara kita dengan lebih baik. Allah lah yang akan mencukupkan hak-hak kita.
Orang yang beriman, tidak akan takut dikurangi haknya dan perlakuan
dzalim terhadapnya. Karena Allah yang akan memenuhi dan mencukupi hak
setiap hamba-Nya. Cukup Allah yang menjadi pelindungnya. Dan
barangsiapa mengerjakan kebajikan dia sedang dalam keadaan beriman,
maka dia tidak khawatir akan perlakuan dzalim terhadapnya dan tidak pula
khawatir akan pengurangan haknya. (Q.S Taha: 112)
*** Kita SPESIAL dengan seizin Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar