Rabu, 02 April 2014

Siapakah Kita?

Siapakah Kita?
Apatah kita sudah bermanfaat untuk orang lain atau masyarakat?

Seperti itulah pertanyaan yang dilemparkan, kemudian merenung sejenak berpikir dan menarik nafas dalam-dalam. Ini pertanyaan yang saya terima kembali, setelah di awal masuk kampus menjadi mahasiswa di ITS dan sebelum mencukupkan belajar di tingkat strata 1 (S1) dengan masa studi 6 tahun saya pikir sudah cukup untuk bekal mengarungi kehidupan selanjutnya.

Pertanyaan yang sering membuat saya berpikir panjang itu saya dapat kembali dari bapak Ardinal, beliau adalah mentor saya dalam pembibitan dan pemanenan jamur tiram dengan variasi media tanam saya. Di sela pengomposan media dan press baglog persiapan untuk disteamer, kami berdiskusi dan saya bertanya tentang aktivitas dan motivasi beliau. Beliau adalah seorang pensiunan BUMN dan mendedikasikan diri agar bermanfaat untuk orang lain dengan mendirikan komunitas petani jempolan, khusus material jamur tiram organik di kawasan Wonorejo III kec. Tandes Surabaya. Beliau dibantu istrinya dan juga seorang guru SD, sebelum dan sesudah mengajar sudah siap mengerjakan apa yang bisa dikerjakan mulai merawat jamur sampai memasak olahan jamur mulai dari kripik jamur, naugget, pizza, botok dan panganan dari jenis jamur lainnya. Putrinya juga tidak kalah andil, sebagai salah satu lulusan ekonomi beliau tahu betul dan memilih mengembangkan usaha yang mengambil peran sosial ini daripada kerja pada orang lain. Sejak muda sudah aktif dalam kegiatan wirausaha dan inovasi pangan. Meski kondisi hamil besar masih tetap melayani saya sebagai peneliti dan aktif mengisi pelatihan kerja maupun kegiatan sosial. Dengan santainya, insyaAllah 2 pekan lagi saya melahirkan mbak. MasyaAllah...

Mereka seperti tak kenal lelah. Skala kerajinan saya bertani masih sebatas di standart minimal. Saya bertanya, apakah bapak setiap hari seperti ini? melakukan semua aktivitas. Beliau bercerita ada kepuasan tersendiri ketika melakukan bertani jamur organik dan jika menganggur malah bingung dan tidak bisa karena energinya besar. Jadi sulit jika disuruh diam saja. Teman bapak itu setelah pensiun tidak ngapa-ngapain malah banyak yang sakit dan meninggal, alhamdulillah bapak sehat dan semangat. Beliau menasehati bahwa yang menjadikan malas adalah lemahnya motivasi diri. #jleb

Tantangan anak zaman sekarang itu sangat besar, bahkan lebih besar dari masa bapak yakni persaingan atau kompetisi kerja. Jadi tidak cukup jika hanya mendaftar menjadi pegawai di tempat kerja. Solusinya menciptakan lapangan kerja. Ya pak, ditambah tantangan moral. Dengan menciptaan lapangan kerja, berarti kita bisa membantu orang lain. Bapak usaha ini motivasi utamanya adalah misi sosial, masalah untung Allah yang mengatur. Intinya kita yakin sama Allah dan menguatkan spiritual.

Alhamdulillah, senangnya masih melihat orang peduli dan keluarganya saling suport serta memahami pentingnya keterlibatannya untuk kemanfaatan di masyarakat. Indahnya ^_^
Meski setelah lulus ibu saya juga tidak memaksa kerja A/B/C dan seterusnya, yang terpenting yang terbaik buat anaknya insyaAllah bermanfaat untuk semua. Bismillah, semoga tugas akhir ini benar-benar bermanfaat dan membawa kebarakahan yang penuh dari Allah. Ada rentetan cita dan renda do'a penuh harap. Semoga kammi pandai mengambil hikmah dan lekas berbenah menjadi lebih baik dari masa ke masa. Barakallah aamiin yaa Rabb...

variasi media alternatif ampas tebu dengan serbuk kayu




Kedung Tarukan Baru,
Surabaya, Jawa Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar