Siang berhias mendung
Tak seriang binar hati kami
Setiap perjuangan ada masanya
Semakin beranjak dewasa
Mungkin begitulah sedikit hikmah politik
Politik terkadang terasa menjemukan dan menyesakkan
Bak tak mampu memenuhi keinginan masa
Namun bukan politik yang akan memberi kepuasan
Politik memang bukan alat pemuas
Allah lah yang akan mencukupi segala hal
Barakallah aamiin
***
Mungkin ada yang bisa membantu menjelaskan kepada saya, Saya terpikir dan merasa kenapa Anas Urbaningrum seperti pesakitan. Sedang yang lain seperti Andi A. Malangrangeng, Nazaruddin, dan seterusnya berlenggang begitu saja. Bukan saya membela AU karena satu kota kelahiran, saya hanya mempertanyakan fakta pengadilan. Sepeti halnya kasus yang dilemparkan Ahmad Fathanah ke LHI, ntah fakta pengadilanh ke mana rimbanya.
Saya terinspirasi dan terenyuh sekali mendengar khutbah jumu'ah masjid Istiqlal 11/4/2014. Yang menyenggol tentang kepemimpinan. Ada 3 tipe sebab yang menjadikan kita tak disapa Rasulullah dan yang memudahkan tergelincir dalam kecelakaan yang jauh:
1. Ketidak pedulian kita terhadap orang lain
2. Bermain sumpah, namun apa yang dilakukan tidak sesuai sumpahnya
3. Memilih pemimpin karena diberi sogokan.
Hendaknya memilih dan menempatkan pemimpin sesuai kemampuannya. Kepemimpinan itu berat, tidak hanya berat di dunia tapi juga hisabnya kelak di akhirat. Ah rasanya seperti kembali menyimak buku Fiqih Tamkin wa Nasr ketika mendengar khutbahnya.
***
semoga bisa melanjutkan tulisan kembali nanti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar