Minggu, 26 Januari 2014

Mengurutkan Pikiran

Siang ini kami, saya dan salah satu sobat saya dari Griya Madani berkesempatan ke kampung Arab-Ampel Surabaya. Kami kayuh sepeda motor melewati jalan karangmenjangan merangsek lewat jalan Indrakila menembus jalan Raya Kenjeran, kemudian belok ke arah Simokerto-Sidotopo-menuju komplek toko buku Arab-Ampel. Setelah melewati rumah sakit al-irsyad Ampel, 5 menit kemudian sampai ke toko kitab di kawasan Ampel.

Sesampai di sana ternyata banyak toko yang tutup, konon tiap Ahad jadwal libur. Termasuk salah satu toko kitab yang kita tuju "Toko Al-Hidayah", setelah putar-putar ada beberapa toko yang buka alhasil kitab yang kita cari tak jua ditemukan. Akhirnya persiapan pulang, bertekad mau datang lagi di hari efektif. Saat hendak menaiki sepeda, ada seorang bapak datang menawarkn diri mau mengantar ke toko kitab Salim Nabhan. Sebentar kami terperanjak, bapak ini tiba-tiba berusaha membaca sikap dan karakter kami. Bapak bilang, kamu suka ngambek sama orang tua ya, bla bla bla. Kami hanya meringis saja dan cekikikan dalam batin. Kami sedikit menimpali, Bapak kok bisa tahu? memang tahunya dari mana? Meski kami tidak langsung membenarkan penuh. Beliau bilang ada ilmunya, ya sudahlah kami tak berpanjang lebar. Nah setelah si Bapak tanya nama kita, saya Wiwin pak. Namanya jawa banget Wiwin Sulistyowati. Yang satunya Hida, Hidayatur Rohimah. Kok disingkat, ya pak temanku mejawab. Mari diantar ke toko bukunya,....

Sampai di rumah Oemar Nabhan, terlihat dari pintu luar di sini terpajang berbagai macam kitab yang hendak diperjual-belikan bahkan di kirim. Kami langsung ditanya saat di depan pintu, kitab apa saja mbak yang dicari? kitab ta'lim muta'alim (jawa) ada pak, oh kosong mbak. Lalu kitab arba'in (syarah-jawa), aqidah washitiyah-Ibnu Thaimiyah, al-hikam (jawa), tashrif (bahasa Arab), dan beberapa kitab lagi tak hafal namanya saya. Setelah dicari-cari beberapa kitab di atas stok masih ada, kecuali kitab ta'lim dan al-hikam jilid 3. Sambil melihat-lihat buku dan menunggu penjaga toko menyelesikan urusan service buku kami,  terjadi diskusi singkat di antara kami. Yang saya rekam sebagai berikut:

N: mbak ngaji sama siapa?
W-H: dengan ustadz Syukron pak,
N: Siapa ustadz Syukron, kayaknya saya pernah dengar di kawasan mana itu?
W-H: di dekat Jojoran,... -__-'
N: Ikut pengajian salafi ya itu?
W: Bukan pak, itu tempat terbuka untuk umum. Namun setahu saya kebanyakan yang ikut teman-teman tarbiyah dll
N: kamu ikut HTI ya, *rupanya bapaknya masih penasaran
W: tidak pak, bukan saya tidak ikut HTI. Kebetulan kalau saya ikut ngaji dengan Tarbiyah dll.
N: -__-'???
W: bapak tahu salah satu pergerakan di Mesir, ikhwanul muslimin? mungkin secara pemikiran hampir sakdus. HTI ama Ikhwan sama-sama gerakan transnasional, cuman tidak sama. Bapak tahu tokoh sentral HTI salah satunya Taqiyudin an-Nabani, sedang Ikhwan ada Hasan AL-Banna.
N: Haa PKS ya...
W: waduh, bukan begitu juga pak. tidak sepenuhnya langsung justise PKS gitu...
N: Ya, saya nyebutnya begitu semua aja. Saudara saya ada yang pernah sekolah di Kairo-Mesir, pernah menjadi penggemar Ikhwanul Muslimin. Suka membeli majalah/korannya, 1 dibaca dan yang 1 diarsipkan.
W: La sekarang pak?
N: beliau sekarang ikut salafi, mengajar di ma'had Ali-Sidotopo Surabaya. Di sekitar sini banyak yang ikut syiah malahan.
W: Ya kah, kok bisa pak. Bagaimana ceritanya
N: ya bisa aja, itu banyak Habaib pengikut syiah. Tahu Habaib? *sambil menceritakan perilaku pengikut syiah terhadap ibadah di sekitar kompleks toko kitab.
W-H: belum pak, apa itu Habaib?
N-... : itu para Habib, yang sering disebut Habib hampir 99,..% ikut syiah. Di sini orang syiah dalam satu kelyarga saja belum tentu tahu, sesama teman juga. Tapi banyak jumlahnya yang punya toko-toko di sekitar ini.
W-H: Oow, kami duduk dengan sedikit tercengang. Kok bisa ya, emang sasaran mereka dan tujuan mereka (syiah'ers) sebenarnya apa sih pak? *dengan muka polos.
N: Tujuan jangka panjang atau jangka pendek?
W: Dua-duanya pak?
N: istilahnya memakai feodalisme untuk fanatik ke golongannya. jangka pendek: men-syiahkan orang Indonesia. Jangka panjangnya men-syiahkan dunia dengan menindih Sunni, dan selanjutnya menguasai Madinah.
W-H: wah -_____-"" (*kami tak melanjutkan penjelasan ttg feodal meski belum terlalu ngeh). Lalu bapak ikut apa dan yang mana?
N: -__-" (dalam batin mungkin anak ini kok cerewet banget sich), saya ikut Sunni mengakui Pancasila dasar negara yang lima itu, meski kadang belum konsisten.....
W-H: dengan sedikit tergesa, saya harus mengambil slayer ungu yang terjatuh di lantai. Mengingat juga sudah dzuhur, kami hendak pamitan. Tiba-tiba ada pembeli lain.
N: bagaimana sduah faham? sambil bicara banyak ntah saya kurang paham karena nadanya mulai terputus-putus. Sambil ngajak bercanda juga. *kerasa ada diskusi yang terputus,
W-H: sambil memberi uang dan mengambil kitab, kami pamitan. Terima kasih pak, Assalaamu'alaykum...

N: Nabhan (family)
W: Wiwin
H: Hida

Kami di jalan masih kepikiran tentang perkembang syiah di sana utamanya. Sambil diskusi pulang dari Ampel ke arah Karangmenjangan dan Jojoran untuk mengantar teman. Saya rekam untuk sebuah pembelajaran hidup. Macam-macam sekali di dunia ini warna-nya. Semoga jalan yang kita tempuh benar dan diluruskan gusti Allah yang menciptakan segala sesuatu-Nya. Inhdinashiraathal-Mustaqiim, semoga kita semua selamat dunia-akhirat barakallah aamiin yaa Rabb.

Allah itu dekat, sangat dekat. Lebih dekat dari urat nadi leher kita. Namun kenapa kita sering merasa jauh dengan Allah??? Gundah, sesak hidup kita? Bisa jadi karena keruhnya hati kita sehingga sulit berkaca dan membaca tanda-tanda-Nya. Astaghfirullahal-'adziim, faghfirlanaa yaa Rabb aamiin yaa Rabb. Engkau sebaik-baik tempat kembali dan mengadu. Gambarimashita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar