Senyum :)
Apa yang terlintas dalam benak hati ketika mendengar kata "SENYUM",
Pastinya yang kebayang tentang senyum adalah hal yang indah - indah dan melegakan hati, membuat pikiran buntu dan ruwet menjadi terurai kembali, hati yang gundah gulana pun terobati, membuat yang sempit terasa luas, membuat yang kurang menjadi cukup, yang tadinya mau ngamuk-ngamuk tidak tega marah-marahin orang, dan seterusnya.
Senyum berjuta arti,
Senyum kebahagiaan, senyum tanda keterpaksaan, senyum tanda kebutuhan, senyum tipu-tipu, senyum tanda merayu, senyum optimis, dan sejenisnya..
Adakah senyum tanda kesedihan? Ada g'ya, saya pikir tidak ada yaa. Kecuali yang tipu-tipu :P
Biasanya kode senyum disimbolin dengan :) , ^_^, dst
Ada sedikit cerita gan yang bisa dishare nich,
Tiiit,.
Siang hari itu, bertepatan hari Ahad jadwal kami untuk mengunjungi adik-adik di Putat-Dolly.
Dengan tenang kunyalakan mesin sepeda motor yang setia menemani bepergian, kecuali yang dekat-dekat yaa (*kan bisa jalan kaki). Kami berangkat, kubonceng satu akhwat di belakang. Siang itu setengah gerimis, jadi jalan sedikit becek. Dari ITS sepeda dikayuh, melewati jalan kertajaya, jl Polisi istimewa, masuk ke jalan kartini, nerobos ke jalan Diponegoro, kemudian belok kiri ke arah dukuh Kupang-Putat Jaya. Sesampai di jalan Kertajaya kami berhenti di saat lampu merah. Sekilas nampak berbeda kulihat sesosok anak mendekati mobil, menawarkan koran sambil melipat senyum. Senyum yang tak tega untuk dilihat, sempat menyayat hati. Senyum yang seolah memberi arti "Kami tegar di tengah badai serba ketidakmungkinan jaminan untuk kami, meski kami terasingkan kami tegar menjalani hidup".
Duhai Tuhan dia anak kecil yang menghabiskan masa anak-anaknya di kota metropol ini, sarat percepatan pergerakan ekonomi. Tapi nasib mereka terpinggirkan. Pertama yang terpikir adalah kenapa anak itu melakukan itu? disuruhkah atau keinginannya sendiri? Untuk apa dan siapa? Apakah orang tuanya tidak mencarinya atau bahkan mebiarkannya atau yang lebih parah adalah memperkerjakannya? yaa berbagai macam pertanyaan berkecamuk di pikiran. Tak lama berinteraksi dengannya lampu pun sudah memberi isyarat untuk jalan. Saat itu saya memang belum bisa memberi pertolongan yang berarti. Hanya segenap do'a yang menghiasi. Selamat jalan ya nak, Fighting!
15 Menit kemudian kami sampai di TKP, bersua dengan adik-adik. Biasa kalau sudah datang di taman baca adaaa saja. Ramai bukan main, maunya ini itu, tidak jarang mereka memilih kakak. Dengan kak A, B, C kayak udah booking saja. Adik - adik Putat lebih suka pelatihan seni yang mengasah otak kanan, terkadang datang hanya ingin kumpul-kumpul doang. Tak bawa buku, dengan enteng bilang.."Kak, kan bisa belajar sendiri di rumah". Padahal kalau di rumah belum tentu juga. Coba Anda bayangin, tiap pagi, siang, sore, malam suara musik gadun terdengar saling bersahutan. Syukur kalau lagunya islami, lha ini tidak kawan. Lagu dangdut, orkes gitu-gituan, coba anak siapa yang bisa belajar dan berkembang dengan kondisi seperti itu. Ya singkat cerita kami mendengar celotehan adik-adik, games kecil-kecilan, tebak - tebakan, sambil bercengkerama. Kemudian tiba waktu sholat, kami menuju mushola untuk berjama'ah. Meski dengan ribuan rayuan, alhamdulillah satu persatu mau. Selepas itu belajar iQra', membantu mengeja huruf hijaiyah. Rasanya terbayar sudah, saya tidak bisa membayangkan jika di sudut wajahnya tak ada senyum mereka. Senyumnya begitu berharga. Setidaknya menggambarkan, Harapan untuk mereka masih ada. Tetap di dalam lubuk hati terdalam, tidak ada lagi kawasan prostitusi! DOLLY Buyar! Pasar kembang BUYAR, del el el.
#Jangan sia-siakan sodaramu, hidup bukan untuk diri sendiri. Anda hidup dengan orang banyak bro/sist. Kebiasaan melipat wajah, menekuk dahi tidak baik. Cepet tua lho..
Beda jika diselilingi dengan senyum, berbagi, peduli,..
Asal nggak senyum-senyum sendiri, awas dikira sutriees ntar. Astaghfirullah.
"We believe :)
Jum'at, 27 April 2012
Pojok RJ, tempat kita berbagi bersama
Kejawan Gebang - Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar