Jumat, 13 April 2012

AKU DAN KAMMI

Aku dan KAMMI,.
                Apa yang terlintas dalam pikiran ketika menyebutkan kata “KAMMI”, mungkin sebagian orang akan berpikir dan mengira KAMMI diidentikkan dengan aksi, sedangkan kata aksi dipersepsikan dengan demo turun ke jalan. Namun sejak awal saya mulai berinteraksi dengan penggiat KAMMI tidak seperti itu kok. Sambil merefresh memori, Ya tepatnya kurang lebih 4 tahun yang lalu saya mulai mengenalnya di masa akhir SMA menuju jenjang perkuliahan ketika SNMPTN panlok 74, *sebut Malang. Saat itu pergulatan dimulai.
Aku dan KAMMI,.
                Ya begitulah, kami saling  melengkapi. Dia yang menyediakan regulasi, aku yang mengembangkan dan mengeksekusi. Secara garis edar pas buat untuk pembelajaran, wadah untuk belajar sebagai perantara mengeja arti kehidupan. Bukan bermaksud untuk mengkultuskan atau terlalu mengkhususkan, lalu hendak timbul sifat fanatik ataupun ash-shobiyah tingkat akut stadium empat. Bukan, bukan untuk itu  yang kumau atau yang dimaksud.
Aku dan KAMMI,.
                Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia komisariat Sepuluh Nopember, Surabaya Jawa Timur. Debut kerja dimulai, tahun pertama menjadi mahasiswi di ITS sudah tergabung dengan KAMMI komisariat Sepuluh Nopember. Sebagai awalan berkarya di bagian departemen Kajian Startegis yang disingkat dengan “departemen Kastrat”. Sebagai staf muda dari angkatan 2008 bersama teman saya Ria, dengan pengurus harian angkatan 2006 saat itu. Kami sudah berkeliling dari satu institusi ke institusi yang lain, dari BEM fakultas – fakultas sampai BEM institut dan beberapa hima (himpunan mahasiswa) di ITS. Ikut mempersiapkan diskusi terbuka capres BEM sampai dengan CAKRAWALA (cangkrukan Akhwat Luar Biasa). Tahun kedua 2009, saatnya belajar bisnis ya waktu itu diletakkan di LSO SBC (Sepuluh Nopember Bisnis Center). Alhamdulillah bisa belajar pemasaran dan berdagang. Belajar gimana membangun jaringan dan mengasah kemampuan teknis secara praktis. Tahun ketiga dan keempat adalah loncatan yang luar biasa bagi saya. Why. Kenapa coba Tanya kenapa?
                Loncatan luar biasa itu terjadi ketika aku mengenal mereka. Mereka yang awal mulanya belum saya kenal. Belum pernah saya panggil namanya dengan jelas, menyapanya dengan senang hati dan tangan terbuka. Mungkin bisa diibaratkan terbuka seluas samudra atau barangkali lebih luas dari itu. Karena memang tidak bisa diukur hanya secara kuantitas karena semua bermula dari rasa hati dan empati. Ya, mungkin ini yang namanya perantara untuk mengantar ke pintu gerbang pelabuhan. Ya siapa yang mengira, hal itu bermula ketika mengenal dan diletakkan di bagian pengabdian masyarakat. Sebut saja sebagai SSC (Social Service Center) merupakan salah satu LSO/ lembaga semi otonom di KAMMI Sepuluh Nopember. Tahun ketiga selaku sekretaris direktur LSO SSC berpartner dengan Fathurahman jurusan Sistem Informasi 2008 sebagai direktur. Setelah musyawarah komisariat selesai, tim formatur berkoordinasi sampailah keputusan SSC dipelopori oleh kami ditambah sekuadnya terdiri dari Addin, Eva, Wihda, Surya, Aminnudin, dst. Awal kepengurusan daerah binaan masih ikut turun temurun dari kepengurusan sebelumnya 2009-2010. Pada akhir kepengurusan kami mulai berpikir untuk mengembangkan dan berbagi job untuk pemberdayaan daerah. Terpilihlah daerah selanjutnya adalah Kejawan Gebang. Pada tahun keempat ini, kepengurusan 2011-2012 mulai perintisan daerah binaan dan puncak – puncaknya. Dengan segenap hati kami mempersipakan-nya. Ada beberapa catatan perjalanan :
1.       Memaknai seni perbedaan
Tidak bisa dipungkiri manusia terlahir beragam dan tidak sama. Masing – masing individu sangatlah unik. Jadi teringat statmen “every child is special, everyone is unique”. So, semakin tergambar dan terlihat dengan keberagaman tersebut kehidupan lebih terasa berwarna – warni dan lebih indah. Mana mungkin keindahan tersebut akan kita rusak tatkala terjadi pemaksaan terhadap orang harus sama dengan kita. Padahal secara psikologis, setiap individu punya karakter dan kecenderungan yang berbeda – beda. Yaa  perbedaan itu nampak terlihat indah dan renyah, tatkala tiap – tiapnya saling mengisi ruang satu sama lain. Bak menyusun puzzle dengan beragam bentuk dan corak, setia pada posisi dan perannya. Setiap puzzle mempunyai ciri khas, jika penepatan atau penyusunan puzzle kurang tepat. Apa yang terjadi? Maka puzzle pun tidak berbentuk sesuai
2.       Di jalan-Mu ku belajar teguh untuk merengkuh ridha-Mu
3.       Keluarga baruku
4.       Berbagi membuat kekayaan pikiran, hati, rizQi semakin bersemi
5.       Membangun budaya nilai
6.       Sekuad luarr biasa, tanpamu direktur belum tentu bisa disebut direktur lho
7.       Berlatih professional, yuuk… yes we know we can!
8.       Aku tidak gila jabatan
9.       Yang lain pura – pura, gua apa adanya ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar