Sabtu, 02 November 2019

Peniru Atau Pembelajar Yang Hebat



Peniru Atau Pembelajar Yang Hebat

                Amanina, begitu panggilan kesayangannya.
Dia langsung lari ke arahku, sambil bilang berpelukan kemudian dia berucap “aku sayang mama...
Secara reflek tangan dibentangkan, layaknya drama roman anak ibu.
Kudekap dan kupeluk erat dia, kubalas ucapannya “mama sayang Amanina.
Biasanya aku dipanggil ibu,  kadang berubah-ubah sesuai keadaan setelah bersama teman atau dia melihat tayangan apa. Ibu, mama, ummi, bunda, dan seterusnya...
Kupandangi dan kurenungi dia, kucoba pancing pertanyaan agar dia mulai bercerita tentang suatu hal. Saya suka bercengkerama dan mendengar cerita dari anak-anak. Apalagi anak sendiri, suka gemes. Kadang dia duduk manis bercerita, kadang enggan ingin berlari-lari ke sana kemari di pelataran, kadang dia malah ingin bercerita di saat saya sedang sibuk dengan pekerjaan ibu rumah tangga.
Tiba-tiba dia bercerita singkat, sebelum berlari kembali.
Amanina berucap dengan logat jawa,
“ Ibumu nek Malaysia to? Ibumu ini sebenarnya adalah mbah utinya
“ iya, nek Malaysia nyapo dik?
“ golek duwit, bla bla bla...
“ tanteku yo nek Yogya?
Iya sekolah di Yogya, sambungku
Kemudian dia bilang, aku yo sekolah TK
Kemudian dia lari-lari kembali ke sana kemari dengan riang gembira
Sejenak saya terpikir anak ini tahu dari mana ya. Padahal kami jarang membincangkan tema itu. Mungkin saat mbah uti atau tantenya pulang ke rumah. Bisa jadi, ada kemungkinan
                Suatu saat di kesempatan berbeda menemani si kecil menonton film kartun kesukaannya. Mulai dari tayangan Monkey & the trunk dia terpingkal-pingkal melihat aksi karib si monyet dan gajah, kemudian dilanjutkan kartun Upin dan Ipin. Ada beberapa adegan yang menjadi favoritnya, diantaranya saat Atuk digigit ular, bomba, nenek kabayan, ultraman ribut, dan saat tadika pergi ke kebun binatang. Saat ular masuk ke rumah opah, dia mulai mengikuti gaya ular ush...ush sambil meliuk-liukkan tangan seperti ular mematuk. Kemudian bomba datang, ditirukan kembali suara sirine mobil bombanya. Sambil mengatakan, “ Ibu, kasihan ya atok dicokot ulo...
Break sebentar ya sayang itu promosi, saya agak kaget dia mengikuti gaya bahasa yang diucapkan oleh peraga promosi dan ikut gerakannya pula. Mungkin ini sekaligus menjadi warning di pendahuluan. Apalagi kalau sudah mengikuti gerakan ultraman ribut
Bu, ibu...
Amanina jadi ultraman ribut, mengikuti gaya upin ipin sambil berputar-putar.
Awas upin ipin, bangun,, bangun ada raksasa
Berkali-kali, ultraman ribut
 Ayo bu sak-sak an, seperti gaya ultraman ribut melawan raksasa.
Sahutku, ya hati-hati sayang. Nanti kalau jatuh enak lo. Enak apa sakit?
Ya, akak. Ala upin ipin saat bicara dengan kak Ros
                Ada satu lagi kebiasaan yang menjamur di sekitar wilayah Kediri-Blitar saat ini yang cukup meresahkan saya yaitu Miniatur sound dan checksound. Mungkin gagasan awal miniatur untuk meningkatkan kreativitas, namun akhir-akhir ini mulai bergeser jadi banter-banteran (keras-kerasan) membunyikan sound. Bahkan parodi sound mulai menggeser karnaval-karnaval pada umumnya. Bunyi soundnya keras menggelegar sampai memekakkan telinga, membuat kaca, rumah seolah bergetar disertai lagu dangdut yang diremix atau sudah dimodivikasi cukup membuat khawatir. Kenapa?
Alasan pertama adalah alasan kesehatan,
Alasan kedua saking gandrungnya anak-anak membuat mereka kurang fokus belajar, seperti galau ingin lihat. Padahal acara kayak gini selesai tengah malam jam 2 malam baru buyar
Alasan ketiga miris saja dan kaget, saat lagu diputar anakku bilang “Bu, Amanina mau joget”
Sontak saya tepok jidat dan bilang,” no, sayang... astaghfirullah
                Dari situlah tanpa kita sadari anak-anak kita belajar banyak, bahkan meniru sesuatu yang belum tentu mereka pahami. Apalagi di usia 2-3 tahunan dan dengan bertambah usianya sekarang saya amati anak-anak cukup cepat menyerap dari apa yang mereka lihat dan dengar. Pentingnya keberadaanya orang tua untuk membersamai pertumbuhan dan perkembangan anak , agar mereka tidak sembarang meniru. Semoga jadi anak shalih ya sayang, saya Amanina karena Allah. We love you....



.............................
Hadiah untuk anakku yang beranjak 3 tahun
Barakallah
#chalengeNulisBunda #Chalenge3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar